Cita Si Aku
7:37 PM | Author: Pelaut

Bintang yang dipanggil nujum,
ditamsilkan seperti ulama',
Jika didindingi awan gemawan,
maka sesatlah musafir kelana.
Balaghah metafora yang terkandung di dalam sabda ini,
(yang kufikir bukanlah balaghah hiperbola untuk menyedapkan sastera)
telah membawa aku ke dataran sahara,
Di situ kulihat, dunia yang amat mengerikan aku.

Berada di dunia bahasa ibunda,
Peribahasa Melayu mengungkap kata-kata si tua berhikmah,
"Cikgu bagaikan dian"
Mencairkan diri sebagai sumber cahaya.
Kerdilnya menyumbang jasa,
Meninggalkan budi yang tidak mati dikambus tanah.

Aku memasang aspirasi di lubuk sekeping daging,
Lalu memperdengarkan bisikan nurani itu kepada Tuhan nurani,
Jadikan aku antara bintang-Mu,
Penunjuk kepada alam musafir,
Jadikan aku antara dian-Mu,
Menghanguskan diri demi reda-Mu.

T-kah, Asmaa', Nor D , dan Daa Zek,
Juga Yan-t serta Syair,
Sajak ini menggambarkan impianku,
Moga kita adalah bintang-bintang yang di dalam sabda itu,
Demi kewujudan generasi Islam.

Teman deligasiku,
Puisi ini menceritakan harapanku,
Moga kita adalah dian di dalam kata bidalan itu,
Demi kemunculan generasi Islam.

Dinda Zaidah dan Kanda Sarinah,
Karya ini melambangkan citaku,
Moga kita adalah pelita hidup bonda kita,
Demi mewujudkan usrah Islamik.


Hadiah bersempena dengan Aidil Fitri 1424 H

|
This entry was posted on 7:37 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: